adipraa.com - Penggunaan screen time, atau waktu yang dihabiskan anak di depan layar, telah menjadi topik yang sering dibahas oleh para ahli kesehatan dan psikologi anak. Fenomena ini tidak hanya memengaruhi perilaku anak, tetapi juga memiliki dampak signifikan terhadap perkembangan otak mereka. Salah satu efek yang paling nyata adalah produksi dopamin di otak anak saat mereka terlibat dalam aktivitas di depan layar. Dopamin adalah neurotransmitter yang dikenal sebagai "hormon kebahagiaan" karena perannya dalam memicu perasaan senang dan kepuasan. Ketika anak menggunakan perangkat digital seperti tablet, smartphone, atau menonton televisi, otak mereka mengalami peningkatan kadar dopamin. Kenaikan ini pada awalnya mungkin tampak tidak berbahaya, namun dalam jangka panjang, dapat mengarah pada kebiasaan yang kuat dan bahkan ketergantungan.
Memahami Dampak Dopamin dari Screen Time |
Ketika anak sering terpapar pada aktivitas yang merangsang produksi dopamin, otak mereka mulai mengasosiasikan screen time dengan perasaan senang dan puas. Akibatnya, anak-anak cenderung memilih aktivitas yang melibatkan penggunaan layar sebagai cara untuk mendapatkan kepuasan tersebut. Hal ini dapat berkembang menjadi kebiasaan yang sulit untuk dihentikan, terutama karena elemen adiktif dari screen time. Konten yang menarik dan interaktif pada perangkat digital membuat anak terus-menerus ingin kembali menggunakannya, meskipun mereka mungkin menyadari bahwa terlalu banyak screen time tidak baik untuk mereka.
Elemen adiktif yang terdapat dalam aktivitas screen time sering kali tidak mungkin ditolak oleh anak. Perusahaan teknologi dan pengembang aplikasi secara khusus merancang produk mereka agar menarik dan memikat pengguna, termasuk anak-anak. Misalnya, banyak aplikasi permainan dirancang dengan fitur-fitur yang memberikan hadiah atau penghargaan setiap kali pengguna menyelesaikan suatu level atau tantangan tertentu. Sistem penghargaan ini memperkuat perilaku anak untuk terus bermain dan menghabiskan lebih banyak waktu di depan layar. Dalam jangka panjang, ini dapat menumbuhkan keinginan yang terus-menerus pada anak untuk lebih banyak menatap layar, sehingga screen time menjadi aktivitas pilihan utama mereka dibandingkan dengan aktivitas lain yang mungkin lebih bermanfaat bagi perkembangan mereka.
Ketergantungan pada screen time tidak hanya berdampak pada kesejahteraan mental anak, tetapi juga dapat mempengaruhi kesejahteraan fisik mereka. Anak yang terlalu banyak menghabiskan waktu di depan layar cenderung kurang bergerak, yang dapat menyebabkan masalah kesehatan seperti obesitas. Selain itu, kurangnya interaksi sosial secara langsung juga dapat menghambat perkembangan keterampilan sosial dan emosional mereka. Anak yang terbiasa mengandalkan screen time untuk hiburan dan aktivitas sehari-hari mungkin mengalami kesulitan dalam membangun hubungan interpersonal dan berkomunikasi dengan orang lain secara efektif.
Namun, mengurangi screen time bukanlah tugas yang mudah, terutama dalam dunia yang semakin didominasi oleh teknologi. Orang tua dan pengasuh perlu memainkan peran aktif dalam mengatur penggunaan perangkat digital anak-anak mereka. Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan menetapkan batas waktu screen time harian dan mendorong anak untuk terlibat dalam aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti bermain di luar, membaca buku, atau mengikuti kegiatan ekstrakurikuler. Selain itu, penting bagi orang tua untuk memberikan contoh yang baik dengan membatasi penggunaan perangkat digital mereka sendiri di depan anak-anak.
Penting juga untuk memperhatikan kualitas screen time yang diberikan kepada anak. Tidak semua waktu yang dihabiskan di depan layar bersifat merugikan. Konten edukatif, misalnya, dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi perkembangan anak jika digunakan dengan bijak. Orang tua perlu selektif dalam memilih aplikasi dan program yang dapat membantu anak belajar dan berkembang. Dengan pendekatan yang seimbang, anak dapat tetap menikmati manfaat teknologi tanpa harus terjebak dalam kebiasaan yang merugikan.
Screen time memang dapat memicu produksi dopamin di otak anak yang dapat mengarah pada kebiasaan yang kuat, ketergantungan, dan keinginan untuk lebih banyak menatap layar. Namun, dengan pengawasan yang tepat dan pembatasan yang sehat, orang tua dapat membantu anak-anak mereka mengelola penggunaan screen time dengan cara yang lebih positif dan bermanfaat bagi perkembangan mereka secara keseluruhan.
0 comments: