adipraa.com - Menjadi orang tua adalah tugas yang penuh dengan tantangan. Salah satu tantangan terbesar adalah bagaimana orang tua harus bersikap "tega" terhadap anak mereka. sikap "tega" ini tidak hanya tentang menegakkan aturan, tetapi juga tentang membentuk karakter anak agar tumbuh menjadi individu yang kuat, mandiri, dan berempati. Ada beberapa situasi di mana orang tua harus tega demi kebaikan anak, antara lain: membatasi screentime, menghadapi tantrum, mengatakan "tidak", dan mengizinkan anak bermain tanpa alas kaki.
Tega Itu Penting: Membangun Karakter Anak dengan Ketegasan |
Pertama, orang tua harus tega tidak memberikan screentime berlebihan kepada anak. Di era digital ini, anak-anak sering merengek minta bermain handphone atau menonton televisi. Meskipun terdengar sederhana, memberikan batasan pada penggunaan gadget sangat penting. Anak-anak yang terlalu banyak screentime dapat mengalami berbagai masalah, mulai dari gangguan tidur hingga kurangnya interaksi sosial. Ketika anak merengek meminta bermain handphone, orang tua harus tegas menolak dan mengalihkan perhatian mereka pada aktivitas lain yang lebih bermanfaat, seperti membaca buku, bermain di luar rumah, atau berkreasi dengan mainan edukatif. Dengan cara ini, anak belajar disiplin dan memahami bahwa tidak semua keinginan mereka harus segera dipenuhi.
Kedua, orang tua harus tega membiarkan si kecil tantrum. Tantrum adalah bagian dari perkembangan emosional anak. Ketika anak tantrum, mereka sedang belajar mengenali dan mengungkapkan perasaannya. Orang tua sering merasa tidak nyaman melihat anaknya menangis atau marah, sehingga cenderung ingin segera menghentikan tantrum tersebut. Namun, membiarkan anak meluapkan emosinya adalah cara yang baik untuk membantu mereka belajar mengendalikan diri. Orang tua bisa tetap berada di dekat anak, memberikan dukungan emosional, tetapi tidak harus segera menenangkan mereka. Dengan memberi waktu pada anak untuk meluapkan emosinya, mereka belajar bahwa perasaan mereka valid dan penting, serta belajar cara yang tepat untuk mengatasinya.
Ketiga, orang tua harus tega untuk mengatakan "tidak". Tidak semua kemauan anak harus dituruti. Mengajarkan anak untuk menerima penolakan adalah bagian penting dari pembentukan karakter. Misalnya, ketika anak minta dibelikan mainan baru setiap kali pergi ke toko, orang tua harus tegas menolak jika dirasa tidak perlu. Anak perlu memahami bahwa dalam hidup, tidak semua yang mereka inginkan dapat terpenuhi. Mengajarkan anak menerima kata "tidak" akan membantu mereka mengembangkan kesabaran, ketekunan, dan kemampuan untuk menghargai apa yang mereka miliki.
Keempat, orang tua harus tega membolehkan anak bermain tanpa alas kaki atau kotor-kotoran. Bermain di luar rumah tanpa alas kaki atau bermain dengan tanah, air, atau pasir adalah cara yang baik untuk melatih sensorik anak. Meskipun terlihat kotor dan mungkin membuat orang tua khawatir, aktivitas ini sangat bermanfaat untuk perkembangan sensorik dan motorik anak. Ketika anak merasakan berbagai tekstur seperti rumput, tanah, atau pasir, mereka belajar mengenali lingkungan sekitar dengan lebih baik. Aktivitas ini juga membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh anak dan mendorong mereka untuk lebih aktif bergerak.
Dalam proses mendidik anak, ketegasan orang tua sangat penting. Ketegasan bukan berarti keras atau kasar, melainkan konsisten dalam menerapkan aturan dan memberikan batasan yang jelas. Dengan bersikap tega dalam situasi-situasi tertentu, orang tua membantu anak memahami batasan, menghargai diri sendiri dan orang lain, serta mengembangkan keterampilan emosional yang baik. Anak-anak yang tumbuh dengan didikan tegas dari orang tua akan lebih siap menghadapi tantangan hidup dan menjadi individu yang mandiri, tangguh, dan berempati.
Oleh karena itu, menjadi orang tua yang tega bukan berarti tidak menyayangi anak, melainkan sebaliknya. Ketegasan yang disertai dengan kasih sayang adalah kombinasi yang tepat untuk membentuk karakter anak yang kuat dan seimbang. Orang tua perlu menyadari bahwa setiap tindakan yang mereka ambil dalam mendidik anak memiliki dampak jangka panjang. Dengan demikian, ketegasan yang dilakukan dengan penuh kesadaran dan cinta akan membantu anak tumbuh menjadi pribadi yang baik dan sukses di masa depan.
setuju sekali, sesekali tega juga diperlukan untuk mendidik anak, selain agar tidak memunculkan sikap manja, tentunya juga agar nantinya tidak kaget ketika berada di lingkungan masyarakat yang beraneka ragam, terima kasih untuk artikelnya, saya jadi paham betapa juga pentingnya hal ini :)
ReplyDeleteAgree. Seharusnya dari anak kecil itu udh dididik disiplin. Main gadget bisa, tp ada screen time dan hari. Gitu juga dalam hal etika dan lainnya. Ga boleh makan yg manis2 seperti permen, jadi di saat pergi ke supermarket udh paham mana yg dia boleh makan, mana yg ga.
ReplyDeleteAnakku aku didik begitu. Ga pernah ada ceritanya dia tantrum di supermarket gara2 aku ga beliin yg dia mau. Dia paham aturannya.
Harus ortu nya yg tegas di awal. Kalo dj awal udh terbiasa dimanjain ga jelas, ujung2nya susah utk membuat mereka paham aturan