adipraa.com - Perilaku "people pleaser" atau keinginan untuk selalu memuaskan orang lain adalah sebuah aspek perilaku sosial yang dapat menjadi tanda kurangnya kepercayaan diri pada individu. Sebagai masyarakat yang didorong oleh norma sosial, kita sering merasa tekanan untuk memenuhi ekspektasi orang lain, bahkan jika itu bertentangan dengan keinginan atau nilai pribadi kita. Bagi sebagian orang, keinginan untuk menyenangkan orang lain dapat menjadi dorongan yang kuat, namun dalam banyak kasus, perilaku ini dapat merusak kesehatan mental dan emosional.
Perilaku People Pleaser, Salah Satu Tanda Kurang Percaya Diri |
Salah satu tanda kurang percaya diri yang muncul dalam perilaku "people pleaser" adalah kesulitan untuk mengatakan "tidak". Orang yang kurang percaya diri sering merasa takut bahwa jika mereka menolak permintaan orang lain, mereka akan kehilangan persetujuan atau kasih sayang. Akibatnya, mereka cenderung menyetujui permintaan orang lain meskipun itu berarti mereka mengorbankan waktu dan energi mereka sendiri. Ini bisa menyebabkan stres yang berlebihan, kelelahan, dan perasaan tertekan.
Selain itu, "people pleaser" sering kali cenderung merasa terlalu self-conscious atau merasa perlu untuk selalu menyenangkan orang lain. Mereka sering mengukur harga diri mereka berdasarkan bagaimana orang lain merespons atau menilai mereka. Ini dapat mengarah pada perasaan yang konstan tidak aman, karena mereka bergantung pada penerimaan orang lain untuk merasa baik tentang diri mereka sendiri. Kebutuhan akan validasi eksternal ini sering kali adalah tanda kekurangan kepercayaan diri yang mendasar.
Perilaku "people pleaser" dapat menghambat perkembangan pribadi seseorang. Mereka cenderung menghindari konfrontasi dan mengorbankan keinginan dan kebutuhan mereka sendiri untuk menghindari konflik. Akibatnya, mereka mungkin tidak mengungkapkan pendapat mereka atau mengejar tujuan pribadi mereka sendiri. Ini dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan pribadi mereka, karena mereka tidak berani mengambil risiko atau mengikuti hasrat dan tujuan mereka sendiri.
Selain dampak psikologis, kebiasaan "people pleaser" juga dapat berdampak pada kesehatan fisik seseorang. Stres yang disebabkan oleh upaya terus-menerus untuk memuaskan orang lain dapat meningkatkan risiko gangguan kesehatan seperti gangguan tidur, tekanan darah tinggi, dan penyakit kardiovaskular. Kebiasaan ini juga dapat mengganggu pola makan dan olahraga, karena fokus utama adalah pada keinginan orang lain, bukan pada kesehatan pribadi.
Untuk mengatasi kebiasaan "people pleaser" yang mungkin merupakan tanda kurangnya kepercayaan diri, penting untuk mengembangkan kepercayaan diri yang lebih kuat. Ini melibatkan pengenalan dan penghormatan keinginan dan kebutuhan pribadi, serta kemampuan untuk mengatakan "tidak" ketika perlu. Terapi psikologis, dukungan dari teman dan keluarga, dan latihan membangun kepercayaan diri dapat menjadi langkah-langkah yang efektif dalam mengatasi kebiasaan ini. Melalui upaya ini, seseorang dapat memulai perjalanan menuju kehidupan yang lebih seimbang, memadukan kebutuhan dan keinginan orang lain dengan keinginan dan kebutuhan pribadi mereka sendiri.
0 comments: