adipraa.com - Mary Ann Shadd Cary, seorang tokoh yang berperan dalam perjuangan penghapusan perbudakan dan hak perempuan, lahir pada tahun 1823 di Wilmington, Delaware. Orang tuanya, yang merupakan aktivis penghapusan perbudakan yang berdedikasi, telah memberinya pondasi kuat untuk mengabdikan hidupnya demi perubahan sosial yang lebih baik. Dikenal sebagai editor dan penerbit surat kabar perempuan kulit hitam pertama di Amerika Utara, serta perempuan kulit hitam kedua yang berhasil meraih gelar hukum di Amerika Serikat, kisah hidup Mary Ann Shadd Cary mengilhami banyak orang hingga saat ini.
Info Acak Tentang Mary Ann Shadd Cary |
Ketika masih muda, Shadd Cary mengalami pencerahan akan urgensi perubahan sosial, terutama dalam mengatasi permasalahan perbudakan yang merajalela di Amerika Serikat. Orang tuanya memiliki peran besar dalam membentuk pandangan dan nilai-nilainya, karena mereka sendiri adalah aktivis yang terlibat dalam Jalur Kereta Bawah Tanah. Rumah keluarga Shadd Cary menjadi tempat perlindungan bagi budak-budak yang melarikan diri, menunjukkan komitmen mereka dalam mendukung perjuangan penghapusan perbudakan.
Setelah menyelesaikan pendidikan di Pennsylvania boarding school, Shadd Cary memutuskan untuk berperan dalam menyebarkan informasi dan kesadaran akan isu-isu sosial yang mendalam. Pada tahun 1848, Frederick Douglass menerbitkan tulisan pertamanya di surat kabarnya, yang merupakan panggilan berani untuk tindakan dalam gerakan penghapusan perbudakan. Dengan langkah ini, Shadd Cary memulai perjalanannya dalam dunia jurnalisme dan pengaruhnya semakin meluas.
Namun, tantangan yang lebih besar muncul dengan diterapkannya Undang-Undang Budak Pelarian tahun 1850. Ancaman yang dihadapi oleh orang kulit hitam di Amerika Serikat semakin meningkat, dan keluarga Shadd Cary akhirnya memutuskan untuk pindah ke Kanada. Di sana, pada tahun 1853, Mary Ann Shadd Cary mendirikan surat kabar bersejarah, The Provincial Freemen. Surat kabar mingguan ini ditujukan khusus untuk budak-budak yang berhasil melarikan diri, memberikan suara kepada kelompok yang selama ini terpinggirkan dan memberikan informasi penting bagi komunitas mereka.
Setelah beberapa tahun di Kanada, Shadd Cary kembali ke Amerika Serikat setelah menikah. Tahun 1883 menjadi momen penting dalam sejarahnya, ketika ia berhasil meraih gelar hukum dari Howard University. Keberhasilan ini menjadikannya perempuan kulit hitam kedua yang memiliki gelar hukum di Amerika Serikat, mengukuhkan posisinya sebagai pionir dalam banyak hal.
Tidak hanya dalam perjuangan penghapusan perbudakan, Mary Ann Shadd Cary juga berperan dalam gerakan hak suara perempuan. Kedua perjuangan ini saling terkait dalam upaya menuju kesetaraan dan keadilan. Pengabdiannya terhadap kedua isu ini tidak hanya menginspirasi generasi saat itu, tetapi juga memberikan warisan penting yang terus berdampak hingga saat ini.
Pada tahun 1994, Mary Ann Shadd Cary diakui oleh Kanada sebagai tokoh yang menginspirasi dalam Sejarah Nasional, sebagai penghormatan atas kontribusinya yang tak ternilai dalam sejarah negara tersebut.
Kisah hidupnya tetap menjadi sumber inspirasi bagi mereka yang percaya pada kekuatan perubahan sosial dan tekad untuk melawan ketidakadilan. Kita diingatkan akan keberanian dan tekad seorang wanita yang berani berdiri di garis depan perjuangan hak asasi manusia.
0 comments: