adipraa.com - Pernahkah sahabat ikut emosi saat menghadapi emosi anak? Pertanyaan ini untuk sahabat yang sudah memiliki keluarga lho. Bagi yang belum berkeluarga, mohon bersabar, nyimak aja dulu ya.
Jangan Ikut Emosi Saat Anak Emosi |
Emosi si kecil bisa meluap karena beberapa faktor, bisa lapar, mengantuk atau merasa kecewa karena suatu hal. Saat anak lanang emosi, saya pernah terbawa emosi saat menghadapinya. Padahal, sebaiknya kan mengendalikan emosi anak itu dilakukan tanpa memarahi atau membentaknya. Ya, saya masih perlu belajar membiasakan mengendalikan diri agar tidak ikut terbawa emosi.
Dengan mengendalikan diri agar tidak mudah emosi saat menghadapi kemarahan si kecil, otomatis kita sebagai orang tua ikut mengajarkan anak bagaimana cara merespon sesuatu tanpa bertindak dengan emosi. Ini adalah keterampilan penting untuk proses pendewasaan anak. Anak akan belajar bertindak dengan tepat saat menghadapi situasi yang sulit. Keputusan yang diambil pun dengan cara yang positif.
Sebagai contoh, saat anak menunggu makanan, anak tahu bahwa dia sedang lapar. Kalau pengendalian dirinya terpupuk dengan baik, maka dia tidak akan marah dan nangis karena tidak sabar.
Disinilah tugas dan peran orang tua. Sebagai orang tua kita harus menunjukkan perilaku yang baik, jangan emosional, membentak marah-marah dengan suara keras. Apalagi jika sampai muncul tindakan fisik. Opo maning nek ditambahi misuh-misuh. Ora apik. Bukankah anak itu belajarnya meniru perilaku dari orang tuanya. Betul.
Anak akan melakukan hal sama sesuai dengan apa yang dilihatnya dari kedua orang tuanya. Saat anak terbiasa melihat ayah dan bundanya dapat menangani situasi tanpa emosi, tentunya anak akan melakukan hal yang sama.
So, penting untuk melatih kesabaran anak. Hingga suatu saat ia mengenal dunia di luar rumah, bertemu dengan orang lain, ia mampu mengenali dan mengendalikan emosi dengan baik.
sering kecolongan disini
ReplyDeleteEmang udah seharusnya kita ngasih contoh yang baik ke anak2, kalau kita kasih contoh yang baik maka anak akan mengikuti begitupun sebaliknya.
ReplyDeleteMakasi artikelnya pak... kebetulan sebantar lg akan punya anak.
ReplyDeleteSetuju banget!...
ReplyDeletebahkan orang dewasa emosi sekalipun, saya diajarkan untuk tidak emosi juga...
ibarat magnet, kalau kita sama-sama negatif pasti gak pernah bersatu
harus bsia nahan emosi memang ya
ReplyDeleteTerkadang kalau sedang kondisi ngantuk / lelah masih suka kalah dengan emosi. Dengerin anak nangis kenceng itu kok berasa mengganggu. Padahal sebenarnya mereka sedang butuh kita ya.
ReplyDeleteMereka belum bisa komunikasikannya dengan cara yang baik. Kembali lagi, belajarnya ya dengan cara meniru orang tuanya.
Makasih artikelnya pak. :)
Mas, kenyataannya susah mas.. Emosi itu kadang tidak terkontrol.. wkwk.. Tapi emang bener harus bisa semakin sabar dan kontrol emosi, biar bisa jadi contoh buat anaknya kelak...
ReplyDelete