adipraa.com - Naik-naik ke puncak candi, tinggi-tinggi sekali. Itu yang saya rasakan saat menapaki anak tangga menuju tingkat teratas bangunan megah warisan leluhur yang namanya istimewa hingga mancanegara. Candi Borobudur, itulah sebutannya. Adalah candi Budha terbesar di dunia yang dimiliki oleh Indonesia. Oleh karena keistimewaannya, tak heran bangunan bersejarah yang sudah berumur ratusan tahun ini pernah menjadi salah satu dari 7 (tujuh) keajaiban dunia.
|
Sepenggal Cerita Liburan di Candi Borobudur |
Bukan suatu kebetulan melakukan wisata sejarah ke beberapa candi. Di Borobudur, saya ingin mengenalkan candi megah ini kepada
anak lanang untuk menumbuhkan jiwa petualangnya dan menambah wawasan dengan mengunjungi tempat bersejarah.
|
Candi Borobudur |
Saat berkunjung ke Candi Sambisari pekan lalu,
anak lanang nyeletuk ke ibunya, "
Candinya kok kecil, yang besaran ada ga nda". Setelah mendengar keinginan tersebut, kami berdua sepakat akan mengajaknya ke Candi Borobudur di lain kesempatan. Dan akhirnya terealisasi pada libur natal (25/12/2018) kemarin.
Berangkat jam delapan pagi dari rumah, perjalanan kami ke Magelang untuk
liburan di Candi Borobudur berjalan lancar. Tidak ada kemacetan yang berarti, hanya saja, ada sedikit antrian saat hendak masuk ke lokasi parkir di Kawasan Candi Borobudur.
Terdengar lirih
woro-woro saat mendekati pintu masuk yang menginformasikan area parkir di dalam kawasan Candi Borobudur ditutup karena sudah penuh. Akhirnya, kami memutuskan untuk parkir di luar saja. Sebut saja pak calo, dia mendekati kendaraan kami untuk menawarkan akan mencarikan lokasi parkir yang dekat dengan ongkos Rp. 20.000,-. Tanpa pikir panjang kami pun meng-iya-kan saja, yang penting bisa parkir.
Baca cerita plesiran candi lainnya disini: Menikmati Candi Dan Saoto Bathok Di Desa Sambisari atau Jappa-Jappa Ke Keraton Ratu Boko
Usai parkir di seberang jalan, saya pun antri di loket untuk membeli tiket masuk. FYI, harga tiket masuk ke Candi Borobudur untuk pengunjung domestik sebesar Rp. 40.000,- (Dewasa) dan Rp. 20.000,- (Anak Umur < 10 Tahun). Ada pula penawaran tiket terusan untuk dua obyek wisata yang terdiri dari Borobudur-Prambanan dan Borobudur-Ratu Boko. Dengan harga tiket sebesar Rp. 75.000,- (Dewasa) dan Rp. 35.000,- (Anak Umur < 10 Tahun), kita dapat masuk ke dua objek wisata candi sekaligus dengan masa berlaku tiket 3 (tiga) hari.
|
Tiket Sutle Bus Borobudur |
Berhubung liburan kali ini mengajak serta
akung-uti-nya dan menimbang jarak dari pintu masuk pemeriksaan tiket ke lokasi Candi Borobudur cukup jauh, kami pun menggunakan fasilitas transportasi
shuttle bus yang disebut "
mobil tayo" karena bentuknya mirip kartun Bis Tayo. Harga tiketnya sebesar Rp. 15.000,-/ orang. Selain
mobil tayo, ada pula fasilitas transportasi lain yang disediakan di dalam kawasan candi antara lain Mobil Kereta, Mobil
Volkswagen dengan kap yang bisa dibuka, Mobil Golf dan Kereta Andong.
|
Suasana di Komplek Candi Borobudur |
Anak lanang tampak menikmati naik
mobil tayo menuju area candi, suasananya cukup sejuk melintasi pepohonan rindang dan rumput hijau. Berbeda dengan hawa di tingkat teratas Candi Borobudur, ternyata pengunjungnya berjubel meski terik matahari sudah menunjukkan eksistensinya.
|
Tingkat Teratas Candi Borobudur |
Untuk mencari spot foto yang sepi pun sedikit sulit karena banyaknya pengunjung. Tak berlama-lama berkeliling di atas, kami pun turun dan menikmati kemegahan Candi Borobudur dari bawah saja.
|
Pahatan Relief di Dinding Candi Borobudur |
Ngomongin candi fenomenal satu ini, bangunan yang menjadi situs warisan dunia ini memiliki banyak sekali pahatan relief di dindingnya. Sebanyak 2672 panel relief terpahat di candi bercorak Budha ini sungguh menjadi maha karya seni yang indah. Sebuah bukti peradaban manusia pada masa lalu yang sarat dengan nilai filosofis.
|
Relief Karmawibhangga |
Berdiri di
sudut tenggara candi Borobudur, saya menikmati Relief
Karmawibhangga. Relief yang menggambarkan hukum sebab akibat dan gambaran manusia yang masih terikat nafsu duniawi. Relief lain yang terpahat yang dapat dilihat antara lain
Lalita Wistara,
Jataka dan
Awanda serta
Gandawyuda. Bangunan Buddhis terbesar di tanah air ini pesonanya memang tiada duanya.
|
Andong sedang ngetem menanti pelanggan |
Selesai sudah berkeliling di kawasan candi, saatnya untuk pulang. Perjalanan menuju lokasi parkir kami tempuh menggunakan kereta andong yang
ngetem di dekat pintu keluar candi. Harga karcisnya cukup mencengangkan, yaitu sebesar Rp. 150.000,- untuk 1 andong.
|
Tiket Kereta Andong |
Namun harganya cukup sebanding dengan rute perjalanannya yang menyenangkan, ternyata andong ini menawarkan
tour tilik ndeso di desa Borobudur. Anak lanang pun senang bisa duduk di samping pak kusir yang sedang bekerja, mengendarai kuda supaya baik jalannya. Tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk tik tak tik tuk.... *malah nyanyi*
|
Berfoto di depan Waroeng Kopi Borobudur |
Di tengah perjalanan, andong pun berhenti sejenak di Balkondes Waroeng Kopi Borobudur untuk menikmati minuman jahe secara gratis. Singgah di tempat makan berbentuk Joglo ala Jawa Tengah ini, kami putuskan untuk makan siang sekalian.
|
Free Jahe Khusus Penumpang Andong |
|
Nasi, Lotek dan Tempe Mendoan |
Tempat ini menyediakan menu makanan tradisional secara prasmanan yang bisa diambil sendiri sesuai selera. Untuk menuntaskan lapar yang berkepanjangan, saya memilih makan dengan lotek dan tempe mendoan yang rasanya pas dinikmati bersama jahe gratisnya. Selain lotek, menu lain yang tak kalah nikmatnya ada mangut, sayur daun singkong, tumis daun pepaya dan masih banyak lagi.
Kenyang makan di
Waroeng Kopi Borobudur, kami pun melanjutkan kembali perjalanan menuju tempat parkir menggunakan andong. Dan kepulangan kami ke Jogja diiringi hujan yang turun dengan derasnya. Ademmm...
Tak terasa sudah di penghujung cerita. Dan tak terasa pula sudah di penghujung tahun,
sepenggal cerita liburan di Candi Borobudur ini menjadi postingan penutup di tahun 2018. Selamat datang 2019! Jangan lupa bermuhasabah. Apa yang akan kita siapkan di tahun 2019 untuk bekal hidup di dunia dan akhirat?
By the way, follow blog ini dong. FIN.
Kalau baca tentang Borubudur, saya jadi ngk enak hati mas, sebab belum pernah kesana, hahahahah.....
ReplyDeletePertamax kang. Semoga suatu saat nanti bisa ke Borobudur. Amin. Sekarang lewat artikel ini dulu ya.
DeleteWwwkkkwwkk .. aku ikut ngakak saat baca naik andong malah dilanjut dengan nyanyi ..
ReplyDeleteCandi Borobudur memang sangat memesona, luar biasa !.
Itu harga parkir dan naik andongnya mahal banget, mas.
Sebal deh kalau masih ada yang suka manfaatin keadaan kayak gitu.
Semoga lebih ditertibkan.
Baru aja mau blogwalking ke blognya mas himawan udah keduluan dikunjungi. makasih ya mas. Borobudur, salah satu kebanggaan Indonesia, keistimewaannya sampai ke mancanegara. Ikut bangga....
DeleteJadi ceritanya saling mau berkunjung blogwalking, udah keduluan ya hehehe :)
DeleteIyess
DeleteIni aku berkunjung lagi di mari, mas... :)
DeleteBermaksud nambahin komentar karena kemarin ada yang kelupaan dan juga .. Ehem, buat naikin grafik juga wwwkkk ..
Begini:
Tiap kali lihat dan baca ulasan tentang candi Borobudur ..., ikut banggalah saiaa .. hahaha ..
Ya sebagai seseorang asal kelahiran dari Magelang, rasanya seneng aja gitu nama candi Borobudur makin mendunia ..
Bisa jadi juga, saiaaa keturunan dinasti Syailendra ..
*ngayal*
Hahhaha
Asik bisa liburan sekeluarga ke candi borobudur. Candi yg pernah masuk 7 keajaiban dinia. Pengen foto² juga sih kalo sempat lagi ke sini.
ReplyDeleteWah, aku jadi pengen balik ke Borobudur :(
ReplyDeleteTerakhir aku ke candi itu beberapa bulan lalu.
Aku ikut group tur yg ada di kios2 pinggiran.
Naik mobil ke magelang, bareng turis2 lainnya.
Aku paling seneng ke candi ini sih... bagus.
Apalagi kalo dateng pagi2, kan masih sejuk.
Seneng ya bisa jalan-jalan sekeluarga :)
Iya, pagi lebih sejuk, waktu itu saya sampai borobudur udah siang, jd panas, hujannya pas pulangnya.
Delete12 tahun lalu, pernah mau ke sini, karena sudah berada di Solo. Tapi karena sesuatu hal, ya gak jadi. Sampai sekarangpun belum pernah ke sana. Oh Borobudur, kapan aku bisa menyambangimu...
ReplyDeletepertama kali main ke candi waktu study tour semasa SD, sampai sekarang belum pernah main ke candi lagi hehe
ReplyDeleteDuh, aku nih belum kesampean aja buat ngajak anak2 liburan ke Borobudur :(
ReplyDeleteWah mas adi pake kamera apa ya, kok bagus banget fotonya
ReplyDeleteKamera hape yang sudah suka ngrestart sendiri dan memorinya hampir penuh. :p
DeletePernah sekali ke candi Borobudur tapi pas week end. Eh bukannya bisa refreshing, ternyata ramainya minta ampun malah jadi pusing kepala hehe
ReplyDeleteenaknya kalau kesana itu pas gak week end kak, yang gak terlalu ramai.
poto selfienya kurang ni mas
ReplyDeletewah asik ada free jahe buat penumpang andongnya, duh sayang sekali saya belum pernah ke Candi Borobudur nih, insya allah next liburan kesini ah
ReplyDeletebaca tulisan ini jadi kangen borobudur mas, 7 tahun yang lalu keborobudur bawa anak pertama saat usianya 2 tahun, sekarang sudah ada adiknya.. dan belum kami ajak lagi main ke borobudur.. InshaAllah tahun ini bisa ke borobudur lagi ya mas, jadi nostalgia deh dengan borobudur
ReplyDeleteWah Borobudur sdh lama sekali enggak pergi ke sana...jd pengen bawa anak2 ke sana...
ReplyDeleteSaya belum kesampaian juga ke Borobudur ini Mas, duuuuh baca ini jadi mupeng bangat saya ke sana. Hehehe
ReplyDeletesemoga 2019 bisa tercapai jalan-jalan ke Borobudur ini. Aamiin...
Wah... terakhir ke Borobudur, 5 tahun yang lalu. Waktu itu kayaknya belum ada andong yang tour tilik deso itu. Kalau ada, pasti udah nyobain...
ReplyDeleteWah, seru nih bisa ngajak anak ke Candi Borobudur. Aku udah lama banget gak ke sana. Terakhir tahun 2011. Aku pengen banget ngajak anak-anak ke sana. Kepengen saat sunrise itu lho. Kayaknya cantik banget pemandangannya. Dan wow, iya ya, tiket andongnya mahal banget. Eh ya, makan di sana mahal kah?
ReplyDeleteBeberapa kali ke Borobudur belum pernah sampai puncak dan belum dapat foto yang sepi-sepi gitu looh. Semoga bisa berkunjung lagi deh ke Candi Borobudur, setelah 3 tahun gak ke sana :)
ReplyDeleteOh, Borobudur..lama sekali ku tak kesana..
ReplyDeleteWaktu aku ke Borobudur belum ada tiket terusan. Dan kayaknya tayo dan andong juga belom ada.Lebih rapi sekarang pengelolaannya berarti. Tapi sayang ada calo parkiran ya. Atau kalau enggak ada tarif valet resmi dari pengelola untuk menambah pendapatan, jadi enggak liar.
ReplyDeleteMusti mampir lagi nih ke Borobudur kapan-kapan, pengin makan nasi lotek dan minum jahe
Borobudur salah satu situs yg dimiliki negeri ini. Memang harus bgt utk mengenalkan pada usia anak peninggalan dan sejarah di masa lampau agar segalanya tetap lestari
ReplyDeleteLiburan di situs bersejarah selalu menyenangkan apalagi dengan keluarga. Selalu ada cerita masa lampau yang bisa ditemukan direliefnya. seru ya... selamat berlibur
ReplyDeleteSeru banget liburan bersama keluarga ke Candi Borobudurnya :D
ReplyDeleteTerakhir kali, kami ke Jogja itu sekian tahun lalu. Seingat saya, saat itu, Merapi baru aja erupsi. Jaid, bagian atas Borobudur masih ditutup untuk umum. Dan, juga gak melihat andong seperti ini. Baru ada atau bagaimana, ya?
ReplyDeleteTerakhir saya ke Borobudur pas SMA dulu juga belum ada andong ini, iya mbak, sepertinya baru.
Deletebiasanya kalau ke borobudur kudu kuat dengan panasnya yang mantap
ReplyDeletehehe
baca postingannya jadi pengen ke borobudur lagi
Klo aku ngrasain yang agak berat di Borobudur itu...areanya luas, tapi ga boleh bawa makanan/cemilan��. Pas udah laperrr...nemunya di deket pintu keluar itu.
ReplyDeleteKok rasanya setelah baca cerita perjalanan ini saya tambah kepengen banget buat terbang ke Borobudur ya? hahaha
ReplyDeleteDah lama bgt gak ke borobudur kl ke jogya terakhir 4 th yg lwt, kangen suasananya ya..
ReplyDeleteWow, karang ada paket terusan Borobudur ke Prambanan Ratu Boko. Itu berapa jam perjalanan nya ya, saya dulu Prambanan-Ratu Boko dgn bus shutle hampir 1 jam karena macet, padahal Deket. Boleh bgt informasi nya kang
ReplyDeleteBerapa jamnya tergantung kondisi jalan, macet tidaknya. Betul. Kalo dari Borobudur ke Prambanan atau Ratu Boko, kira2 2 - 3 jam perjalanan. Baiknya sih dinikmati dalam dua hari kalau ada waktu lebih, misal hari ini Borobudur esoknya Prambanan atau Ratu Boko.
DeleteMakin rindu Jogja, rencana tahun ini kesana backpackeran bareng istri, mudah-mudahan bisa terlaksana.
ReplyDeletejadi ingat masa kecil mas...pasti kalau ada acara tamasya dari sekolah ke candi borobudur
ReplyDeleteCandi Borobudur memang sangat memikat sudah beberapa kali saya ke sana selalu kepengen lagi ke sana
ReplyDeleteTerakhir ke Borobudur itu kelas 4 SD klo g salah, kenangannya gtu doang haha.. setelahnya pas ke Jogja cma numpang lewat
ReplyDeleteSudah lama sekali tidak ke Borobudur. Sampai tidak tahu ada suttle bus dari tempat parkir ke lokasi Candi Borobudur.
ReplyDeleteAsyik sekali ya naik andongnya..:-)
Wih mantep ye mas, kyaknya seru apalagi naik andong, sya blum pernah tapinya,
ReplyDeleteDi daerah q sebutan andong tu dokar atau cikar :)
wkwkkwkww.. mahal bingit nih mau ke brorobudur 40 ribuan wah wah... padahal pengen ke sana ane.. tp kok mahal ya
ReplyDeletewww.ipung.net
Nabung dulu kak, hehehehe.
DeleteSudah lama banget gak kesana. Terakhir pas SD dulu tahun 99
ReplyDeleteKeren foto2nya mas. Beberapa kali ke sini tapi fotonya gak maksimal. malu kalo diposting hehe
ReplyDeleteBorobudur sekarang isunya harus pakai guide untuk 1-20 org, emang rada pro kontra sih :) tapi yang paling penting cagar budaya harus dilestarikan biar ank cucu kita nnti bisa lihat Candi megah ini
ReplyDeleteHuaaa jadi kangen candi borobudur
ReplyDeletesekarang borobudur sudah semakin tertata, halaman depannya banyak kawasan ijonya sebelum masuk ke kompleks candi, terakhir ke sana tahun 2015 dan jajan baso tusuk plus ronde di halaman depannya, trus agak pagian baru naik ke atas..biar ga panas aku sengaja darang pagi
ReplyDeleteTiap mampir ke Candi Borobudur, aku tuh kesiangan mulu. Mesti ya pagi2 ya, kata orang sih gitu hahahah.. Jam 6 atau 7 udah nyampe kan enak ga gerah2, panas2an. Kangen Jogja dan Magelang.
ReplyDeletecerita yang sangat mengsankan terkhusus demi anak ya. sekarang mungkin agak terhalang corona ya lain dengan tahun tahun di bawah 2020
ReplyDeleteIya mas, membaca artikel ini lagi jadi kangen jalan2. Akan sulit merealisasikan di jaman sekarang dimana pandemi terjadi
Deletedulu pernah mau liburan ke candi Borobudur, tapi sayang belum kesampaian, mau pergi lagi udah ada pandemi, mudah-mudahan nanti bisa kesana juga, he-he
ReplyDeleteTerakhir kali ke Candi Borobudur tahun 1997, waktu ngantar adek saya nikah di Godean. Itu sudah lama bangeet dan beleom kesampaian mau kesana lagi...
ReplyDeleteSekarang ini mungkin suasananya sudah jauh berubah ya mas, entah kapan bisa main ke Borobudur lagi.