adipraa.com - Menyapa candi di pagi hari, hayuk! Yup, kegiatan ini saya lakukan bersama istri dan anak lanang disela-sela libur menghabiskan cuti di akhir tahun. Mengunjungi situs bersejarah seperti candi adalah salah satu kegiatan favorit saya untuk mengisi waktu libur.
Candi yang dikunjungi kali ini adalah Candi Sambisari yang merupakan candi bergenre Hindu. Awalnya, candi ini secara tak sengaja ditemukan oleh seorang petani saat menggali lapangan. Selama berabad-abad lamanya candi ini tertimbun di dalam tanah, diperkirakan karena terkubur oleh material vulkanik letusan gunung Merapi.
|
Komplek Candi Sambisari |
Menikmati candi yang dibangun pada masa dinasti Syailendra ini pemandangannya cukup unik, karena letak komplek candinya berada lebih rendah dari permukaan tanah. Hamparan rumput hijau mengelilingi komplek candi ini. Terdapat tulisan Candi Sambisari dari tanaman perdu yang berada di dinding tanah sebelah timur. Semuanya tampak hijau segar.
|
Anak Tangga menuju bangunan candi Sambisari |
Untuk memasuki bangunan candi yang dikelilingi pagar batu 2 (dua) lapis ini kita harus menuruni beberapa anak tangga terlebih dahulu. Terdapat 4 lokasi tangga turun yang dapat dilalui sebagai akses menuju bangunan candi Sambisari.
|
Selfie di depan bilik candi utama |
Komplek Candi yang diresmikan oleh Direktur Jenderal Kebudayaan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan pada 23 Maret 1987 ini terdiri dari 1 bangunan candi utama dan 3 bangunan candi pendamping (pewara). Di dalam bilik candi utama ini terdapat lingga dan yoni dimana membuktikan bahwa tempat ini dahulu digunakan sebagai tempat pemujaan dewa Syiwa dalam ajaran Hindu.
|
Arca Agastya di sisi sebelah selatan |
Anak lanang pun mengajak berkeliling menyusuri bangunan Candi Sambisari. Menjelajahi komplek bangunan Candi Sambisari, kita akan menemukan beberapa relung candi yang berisikan arca, diantaranya ada arca Dewi Durga, arca Ganesha dan arca Agastya. Yang sangat disayangkan adalah ada arca yang hilang karena dicuri, yaitu arca Mahakal dan Nandiswara yang seharusnya menempati relung yang berada di sisi barat dekat pintu masuk candi.
|
Berfoto di Candi Sambisari |
|
Anak lanang mengintip di ujung pagar batu |
Saya pun
menikmati keindahan Candi Sambisari dengan mencari foto
angle yang
apik untuk mengabadikan momen liburan akhir tahun bersama keluarga.
|
Komplek Candi Sambisari |
Untuk sahabat yang ingin mengunjungi Candi Sambisari, lokasinya berada di Desa Sambisari. Dari pusat kota jogja, arahkan perjalanan menuju arah Jalan Raya Jogja-Solo, lokasinya kira-kira 4 (empat) kilometer sebelum kompleks Candi Prambanan. Alamatnya di Jalan Candi Sambisari, Purwomartani, Kalasan, Sleman, D.I. Yogyakarta.
Simak cerita plesiran candi lainnya disini: Jappa-Jappa Ke Keraton Ratu Boko
Dari Jalan Raya Jogja-Solo, ada pertigaan setelah Bandara Adisucipto dengan penanda Gedung Balai Diklat Keuangan Yogyakarta, belok kiri ke arah utara. Komplek Candi Sambisari berdiri di area perkampungan warga.
|
Saoto Bathok Mbah Katro |
Jika lapar melanda saat
mengunjungi Candi Sambisari, saya rekomendasikan untuk menjajal "
Saoto Bathok Mbah Katro". Warungnya berada di sebelah utara berjarak tak jauh dari komplek candi. Warung ini tidak buka cabang dimanapun selain di Desa Sambisari ini.
|
Saoto Bathok dan menu pelengkapnya |
Warung ini menawarkan Saoto daging bergenre soto solo yang penyajiannya dengan mangkok bathok atau tempurung kelapa. Sebagai pelengkap, kita bisa memilih lauk seperti tempe, sate usus dan sate telur. Saya dan keluarga
menikmati Saoto Bathok ini sebagai sarapan sebelum menjelajahi Candi Sambisari.
Oke gaes, sekian cerita saya
menikmati Candi dan Saoto Bathok di Desa Sambisari. Paket kompit bukan, wisata sejarah sekaligus kulineran.
So, buat sahabat yang ingin main ke Jogja dalam rangka liburan akhir tahun, spot wisata satu ini bisa banget dimasukkan list destinasi jogja yang wajib dikunjungi.
Maturunuwun.
Wah ini soto bathoknya yang menggoda
ReplyDeleteSekilas dilihat letak lokasinya yang berada di bawah permukaan tanah, nyaris mirip dengan lokasi salah satu dari tiga serangkai candi Sengi, mas.
ReplyDeleteJuga letaknya dikelilingi persawahan dan untuk menuju kesana melewati jalur blusukan ..
Aku jadi penasaran pengin nyicipin sotonya :)
Unik penyajiannya pakai batok.
Disilahkan mencicipi saotonya mas,endeus rasanya.
DeleteSiaaap, sobat ...
DeleteSiap disantap endeusnya saoto bathoknya ... ;)
Malah aku kelupaan mampir ke warung saoto bathoknya saat liburan ke candi Sambisari 2 minggu lalu, mas.
DeleteMembaca ulang post ini baru teringatkan lagi kalo ada soto rekomen dari mas Adi.
Mau menghubungi mas Adi, ngga punya kontaknya.
Mau Dong saoto batoknya pasti enak ya...kalau dikampung saya namanya SAUTO mas..
ReplyDeleteWah, Pak Petani berjasa banget tuh. Kalo diliat dari sejarah penemuannya dia yg nemuin gara2 tertimbun abu vulkanik. Arsitekturnya sepintas masih baik.
ReplyDeletesering saya lewati, ternyata ada candi sambisari ... jogja emang luwar biasa :) ...
ReplyDeleteEntah kenapa kalau orang-orang wisata ke candi sambisari pasti tak akan pernah lupa sama Soto bathok ini. Jujur aja dulu pernah ke Sambisari tapi belum pernah beli. Ini di area mana bang?
ReplyDeleteDi luar komplek candinya mbak, di sebelah utara candi
DeleteLingkungan candinya bersih asri ya mba, jadi pengen foto foto juga hahaha ini memang nyebutnya saoto ya hahaha, maklum biasa tahunya soo
ReplyDeleteBeberapa kali ke Jogya, belum singgah ke candi sambisari ini.. candinya tidak terlalu besar, tapi lingkungannya sangat asri banget ini.. InshaAllah next ke Jogya semoga bisa mengunjungi candi sambisari ini
ReplyDeleteCandi Sambisari cantik, ya. Walau nggak gede, tapi bagus. Saya ke sana beberapa tahun yang lalu. Tapi terus hujan, maka langsung balik hotel. Nggak sempat makan saoto bathok. Jadi penasaran.
ReplyDeleteWah waktu ke jogja ga senpat ke sini..mdh2an next bs ke sini
ReplyDeleteAsyik bangat nih Mas, usai mengunjungi Candi Sambisari diakhiri dengan menikmati Saoto Bathok. Jadi pengen jalan-jalan ke sini juga nih :)
ReplyDeleteFast reading detected. Iya ni mas Imawan, saya kemarin makan saoto dulu lanjut eksplore Candi Sambisari. :)
DeleteBagus dan adem banget ya pemandangannya. Gak serame candi-candi lainnya. Btw, aku belom pernah tuh makan Saoto Bathoknya. Di sini kayaknya gak ada deh. Jadi penasaran dengan rasanya :D
ReplyDeleteKenapa candi identik di sekitarnya dengan rumput hijau ya mas? Kecuali borobudur mungkin ya
ReplyDeleteSubhanallah indah sekali peninggalan nenek moyang ya mas...bisa berwisata sambil mengenalkan sejarah kepada anak
ReplyDeleteWisata gak sekedar jalan-jalan , tapi juga menambah wawasan sejarah masa silam..
ReplyDeleteNikotin kuliner bonus...duh mendadak laper..
Candi nya tampaknya masih belum begitu diketahui khalayak ya..sehingga belum terlalu ramai pengunjung.asyik banget sih habis lelah berjalan-jalan kemudian menikmati soto yang hangat
ReplyDeleteSaoto Bathok Mbah Katro, namanya lucu, gurih gurih nyooy nih pasti rasanya
ReplyDeleteDigoreng dadakan, 500-an. :p
Deletepengen rievew candi sambisari sambil nge vlog
ReplyDeleteDisilakan om, kabar2 siapa tau saya bisa menemani ngevlog. Hahai
Delete