adipraa.com -
Keraton Ratu Boko merupakan situs peninggalan sejarah berupa reruntuhan bangunan menyerupai candi yang letaknya di atas perbukitan dengan ketinggian kurang lebih sekitar 196 meter di atas permukaan laut. Luas dari situs ini pun tidak tanggung-tanggung, yakni 161 meter persegi. Obyek wisata yang berada di kawasan Daerah Istimewa Yogakarta satu ini menjadi salah satu cagar budaya yang dilindungi oleh pemerintah. Yuk, kita
jappa-jappa (jalan-jalan) ke situs peninggalan sejarah satu ini!
|
Jappa-jappa ke Keraton Ratu Boko |
Minggu sore (8/10) sekitar setengah tiga sore, setibanya di Komplek Candi Ratu Boko, kami pun bergegas menuju loket untuk membeli tiket masuk. Harga satu tiketnya cukup merogoh kocek sebesar empat puluh ribu rupiah. Untuk anak usia lima sampai sepuluh tahun, tiketnya menjadi setengah harga. Jadi total yang dibayarkan sebesar seratus empat puluh ribu rupiah untuk tiga orang dewasa dan satu orang anak.
Sebelum memasuki kawasan
Keraton Ratu Boko, kami sholat dahulu di musholla karena telah masuk waktu
Ashar. Fasilitas yang ada di obyek wisata candi ini terbilang lengkap. Ada musholla, toilet, resto, dll. Area parkirnya pun cukup luas.
|
Tangga menuju Keraton Ratu Boko |
Usai sholat, kami siap menuju lokasi Keraton Ratu Boko. Anak lanang paling semangat untuk menjelajahi tempat ini. Ini pertama kalinya diajak jalan-jalan ke obyek wisata candi. Setelah memasuki loket pemeriksaan tiket, dia jalan paling depan menaikki anak tangga menuju lokasi Keraton Ratu Boko. Padahal kan mau diajak foto dulu. "
wakanda forever!" teriak anak lanang saat kami berfoto bersama di kursi yang berada di pinggir tangga. Selain kursi, ada pula gazebo-gazebo yang disediakan untuk pengunjung berteduh sembari menikmati suasana di
Keraton Ratu Boko.
Simak cerita plesiran lainnya disini: Berfoto Bersama Keindahan Pantai Siung Di Atas Batu Karang
Keraton Ratu Boko sendiri memiliki beberapa bagian bangunan yang bisa dijelajahi. Terdiri dari Pintu Gerbang, Candi Pembakaran, Pendapa, Keputren dan Gua. Dari bagian-bagian keraton tersebut sebagian wujudnya hanya tinggal reruntuhan sisa bangunan saja.
|
Gapura Keraton Ratu Boko |
Memasuki
Pintu Gerbang Keraton Ratu Boko, bangunan ini berupa dua buah bangunan gapura. Bangunan pertama memiliki 3 pintu masuk dan bangunan kedua memiliki 5 pintu masuk. Bangunan ini terbuat dari batu andesit. Lantai, tangga dan pagarnya terbuat dari batu putih. Bangunan gapura ini berbentuk paduraksa dengan puncak bangunan (atap) berbentuk ratna. Pintu gerbang Keraton Ratu Boko ini menjadi spot favorit para pengunjung untuk berselfie ria. Apalagi saat senja tiba, momen istimewa untuk menikmati detik-detik matahari terbenam berlatarkan gapura ini.
|
Candi Pembakaran dan Sumur Suci |
|
Model dadakan :) |
Di sisi sebelah utara pintu gerbang, terdapat Candi Pembakaran dan Sumur Suci. Sama seperti pintu gerbangnya, bangunan ini terbuat dari batu andesit. Candi pembakaran ini memiliki sumur berukuran 2.30 m x 1.80 m dengan kedalaman sumur sekitar 5 m dari permukaan tanah.
Berjalan ke arah utara lagi, terdapat Gardu Pandang. Dari tempat ini kita dapat melihat Jogja dari Keraton Ratu Boko. Sayangnya saya belum beruntung, tidak bisa melihat gunung merapi karena tertutup awan.
|
Paseban Keraton Ratu Boko |
Semangat
anak lanang masih menggebu-gebu untuk berkeliling mengeksplorasi kawasan Keraton Ratu Boko. Lokasi berikutnya, bangunan yang difungsikan sebagai ruang tunggu bagi tamu yang akan menemui raja. Bangunan ini disebut
Paseban. Bangunan Paseban ini terdiri dari 2 (dua) batur, yakni paseban timur dan paseban barat.
|
Arah Goa dan Keputren |
Penjelajahan pun selesai setelah
anak lanang membaca papan petunjuk arah bertuliskan "Goa". Dan imjinasinya membayangkan seramnya isi di dalam goa sehingga tidak mau melanjutkan dan memilih untuk kembali. Padahal kan tidak ada yang perlu ditakutkan.
But, lets follow the leader. Hohoho.
|
Sunset di Keraton Ratu Boko |
Akhirnya kami pun duduk-duduk di dekat Gapura Keraton Ratu Boko sembari menunggu senja tiba. Semakin sore, semakin banyak pengunjung yang datang. Dan benar adanya, momen sunset menjadi tujuan utama kebanyakan para pengunjung datang ke situs Keraton Ratu Boko. Ramai dikala sunset. Sambil menunggu adik saya mengabadikan sunset dengan mode
timelapse, saya pun ikut mencoba jeprat-jepret
anak lanang berfoto bersama matahari yang perlahan tenggelam.
Jappa-jappa ke Keraton Ratu Boko berakhir setelah matahari terbenam. Kami pun turun untuk sholat maghrib dan pulang. Okey, selesai sudah ceritanya.
See you next story! FIN
Tempatnya sepi. Asik banget kayaknya dibuat spot foto ya, Mas?
ReplyDeleteIya mas Rokhim, instagramable banget pokoknya. Hehehe
DeleteWah mahal juga ya tiket masuknya sekarang...berarti saya sudah lama gak kesana hehhehe...dulu saya ratuboko tiket masuknya 15ribu per orang
ReplyDeleteTempatnya bersih dan terawat ya kak dan Indahn juga ternyata liat sunset di kawasan ini,,semoga bisa kesini sama anak-anak.
ReplyDeleteWaaaah asyik nih. Daripada ngemall mendingan juga main ke sana :)
ReplyDeleteWaktu ke Jogja, daku belum sempat ke sana, padahal pernah baca kisah Ratu Boko di buku.
ReplyDeleteWah Ratu Boko, besok aku ke Yogya tapi gak tau sempat ke sana apa gak huhuhu...
ReplyDeleteMoga2 ada kesempatan ke sana kapan2.
Masih terawat banget ya alhamdulillah moga awet..
Sepertinya tempatnya menarik, terus fasilitasnya juga kelihatannya lengkap. Bisa jadi objek wisata alternatif disaat liburan nih...
ReplyDeleteJogja adalah tempat yang penuh objek wisata yaa, Mas. Kalo datang ke sana lagi, mau ahhh jalan-jalan ke sini :)
ReplyDeleteMau dong jappa2 ke sana. Apalagi kalo bareng keluarga. Wisata sejarah ini penting loh
ReplyDeleteWah seru nih jala-jalan ke tempat bersejarah.
ReplyDeleteSepertinya belum pernah ke sorot media ya.
Wahh ini bisa jadi destinasi saat main ke jogja.. sy sendiri baru tau.. tempatnya juga bersih & sepi ya..
ReplyDeleteke gua cewek cowo donk mas?? seru looh haha aku capek muter2 sana
ReplyDeleteSaat ke ratu boko ini siang panas terik, jadi ngga menikmati, jadi better pagi or sore ya ke tempat ini agar mendapatkan pemandangan yang indah dan bisa update disosial media
ReplyDeleteAku baru denger nama candi ini, harus banyak piknik nih biar tau lebih dalam, hehe..
ReplyDeleteAku suka suasana sorenya, Mas.
ReplyDeleteTerlebih sunsetnya duh mantep.
Sayaaa sudah tinggal lama di Jogja, tapi masih belum mampir ke Boko :p wggww mentok di Candi Ijo sih hehee
ReplyDeleteJappa-jappa, suka istilah ini (jalan-jalan). Kapan-kapan kalau ke Jogja lagi, mampir Boko ah hehe.
ReplyDeleteMahal juga tiketnya. Tak kira cuma 10 ribuan. Ternyata 'unda-undi' sama harga tiket ke Prambanan ya, mas. Selisih 10.000 aja. Jappa-jappa itu istilah dari mana, ya?
ReplyDeleteIya, lumayan mehong tiketnya. Jappa-jappa itu bahasa Makasar Mas Wisnu.
Deletetempatnya kece baaattttt, bisa buat pepotoan, sunset-an duilehhhhh -, jadi mupeng kesana..
ReplyDeleteketimbang ke mall, wisata kaya gini lebih adem..
Kayaknya hampir semua candi itu desainnya sama ya. Ada sumurnya, ada panggung rajanya dll. Mgkn klo skrg istilahnya type2 rumah minimalis yg desainnya sama ya. Xixixi..
ReplyDeleteHoooo, Jappa-Jappa itu jalan-jalan ya ternyataaaaa. Guwd. Guwd.
ReplyDeleteSaya orang Jogja, tapi belum pernah ke Candi Boko ehehe. Di sana paling keren emang ngejar sunset sih. Asli, kereeeen :D
Aku pas ke Candi Boko ambil tiket terusan dari Candi Prambanan. Saat itu siang bolong, jadi nggak dapet sunset hehe.
ReplyDeleteWah, kalau muter ke seluruh kompleks Ratu Boko, lumayan capek juga tuh. Tapi memang, sunset di Ratu Boko keren.
ReplyDeleteAku dah lama banget nggak ke sini. Pernah, tapi jaman blm ngeblog😀.. dulu ke sana siang, puanas.
ReplyDeleteMmng harusnya sore kok ya, lihat sunset. Boleh bawa makanan masuk nggak mas klo di Boko? Klo di borobudur itu kan ga boleh... Dan penjual makanan hanya ada di pintu keluar. Jd pas keliling2 lapar...takutnya di Boko gitu juga
dulu kalau kesini bisanya saya sama temen2 lewat jalan tikus, biar gratis, hehe. Tapi entah sekarang masih ada nggak itu jalan tikusnya
ReplyDelete