adipraa.com - Keabadian, sesuai namanya, itulah harapan dari The Phoenix Hotel Yogyakarta untuk terus selalu berjaya sampai kapanpun. Di tahun 2018, hotel bersejarah peninggalan jaman kolonial Belanda ini memperingati tepat 100 tahun usia bangunan awal hotel berdiri. Dan pada hari minggu (22/7), saya mendapat kesempatan menghadiri undangan acara Influencer & Blogger Rendezvous. Event ini adalah salah satu dari serangkaian acara untuk merayakan peringatan 100 tahun berdirinya The Phoenix Hotel Yogyakarta. Bertajuk Centennial Jubilee "The Story of a Greatness", mengikuti acara ini menjadi pengalaman unik bagi saya dimana mendapat pengetahuan baru mengenai sejarah sebuah bangunan hotel yang menawan.
Centennial Jubilee merupakan sebuah perayaan besar untuk menandai peringatan 100 tahun usia bangunan hotel. Mari kita tengok historinya. Berdiri pada tahun 1918, lokasi bangunan awal yang menjadi cagar budaya ini beralamat di Jl. Jendral Sudirman No. 9 Yogyakarta. Bangunan awal hotel ini terletak di bagian depan dari halaman, lobby hingga sampai di koridor dekat Cendrawasih Meeting Room. Dahulu, bangunan ini adalah kediaman seorang saudagar dari Semarang yang bernama Kwik Djoen Eng. Sampai sekarang, The Phoenix Hotel Yogyakarta konsisten mempertahankan bangunan awal tersebut sesuai dengan aslinya. Karena konsistensinya inilah, hotel bintang 5 (lima) yang masuk dalam koleksi hotel M-Gallery ini mendapat penghargaan dari Yogyakarta Heritage Society.
Lewat hotel tour yang menjadi salah satu itinerary dari kegiatan ini, saya bersama teman-teman influencer dan blogger diajak berkeliling mengenal ruang demi ruang dari The Phoenix Hotel Yogyakarta dimana memiliki suasana yang klasik, kaya akan barang-barang antik. Beragam ornamen kerajinan seni yang dipajang menghiasi tiap-tiap sudut ruang hotel ini merupakan perpaduan dekorasi Asia dan Eropa.
Bicara tentang sejarah perjalanan bangsa Indonesia, Pemerintahan Republik Indonesia sempat dipindah dari Jakarta ke Yogyakarta sekitar tahun 1946 - 1949. Dan hotel ini pun menjadi kantor sementara Presiden Pertama Republik Indonesia. Pada masa tersebut juga bangunan hotel ini digunakan sebagai kediaman resmi Konsulat China.
Yup, Ir. Soekarno pernah menjalankan roda pemerintahan Republik Indonesia di bangunan hotel ini. Tepatnya di lantai 2 bangunan awal hotel ini, untuk naik ke ruang kantor tersebut dapat diakses melalui tangga putar berbahan besi yang tampilannya sangat klasik. Saat ini, kantor tersebut difungsikan sebagai ruang General Manajer.
Tangga putar klasik di dalam bangunan hotel |
Yup, Ir. Soekarno pernah menjalankan roda pemerintahan Republik Indonesia di bangunan hotel ini. Tepatnya di lantai 2 bangunan awal hotel ini, untuk naik ke ruang kantor tersebut dapat diakses melalui tangga putar berbahan besi yang tampilannya sangat klasik. Saat ini, kantor tersebut difungsikan sebagai ruang General Manajer.
Tak hanya kantor pemerintahan sementara, Bung Karno juga meninggalkan warisan berupa tanaman jenis Tanjung. Tanaman ini ditanam beliau pada tahun 1951 saat hotel ini berada di bawah manajemen Direktorat Perhotelan Negara dan Pariwisata (Manajemen Natour). Pada saat itu hotel ini bernama Hotel Merdeka. Hingga kini tanaman tersebut terawat dengan baik menghiasi bangunan hotel ini.
Selain "Hotel Merdeka", hotel yang bangunannya berusia 100 tahun ini telah beberapa kali berganti nama. Dimulai dari tahun 1930, seorang businessman Belanda bernama D.N.E Franckle menyewa bangunan hotel ini dan menamainya "The Splendid Hotel". Hingga di tahun 1942, namanya berganti menjadi "Yamato Hotel" saat Jepang menduduki Indonesia. Setelah masa Hotel Merdeka berlalu, Bapak Sulaeman mengambil alih kepemilikan hotel dari Manajemen Natour dan namanya pun resmi berubah menjadi "Phoenix Heritage Hotel". Lagi-lagi nama hotel ini berganti di tahun 2004 menjadi "Grand Mercure Yogyakarta".
Hingga akhirnya di tahun 2009 hotel ini kemudian berganti nama menjadi "The Phoenix Hotel Yogyakarta". Di bawah bendera AccorHotels, hotel ini memiliki 143 kamar, 8 ruang pertemuan, 1 ballroom, kolam renang, spa, fitness center, butik dan cake shop.
Usai menikmati hotel tour bersama teman-teman influencer dan blogger, agenda selanjutnya adalah menyaksikan beberapa pertunjukan seni yang dipersembahkan oleh Paguyuban Dimas Diajeng Jogja. Salah satu yang menarik yakni pertunjungan wayang kulit yang dimainkan oleh seorang dalang wanita. Rizki Rahma Nurwahyuni, dalang wanita perwakilan Dimas Diajeng Jogja ini mementaskan cerita pakeliran padat wayang kulit berjudul "Wahyu Cakraningrat". Cerita singkatnya ialah tentang Raden Abimanyu yang sedang mencari wahyu. Menarik, jarang di jaman sekarang ini generasi muda ada yang mau mencintai seni budaya Jawa. Apalagi dalang wanita, langka gaes!
Selain "Hotel Merdeka", hotel yang bangunannya berusia 100 tahun ini telah beberapa kali berganti nama. Dimulai dari tahun 1930, seorang businessman Belanda bernama D.N.E Franckle menyewa bangunan hotel ini dan menamainya "The Splendid Hotel". Hingga di tahun 1942, namanya berganti menjadi "Yamato Hotel" saat Jepang menduduki Indonesia. Setelah masa Hotel Merdeka berlalu, Bapak Sulaeman mengambil alih kepemilikan hotel dari Manajemen Natour dan namanya pun resmi berubah menjadi "Phoenix Heritage Hotel". Lagi-lagi nama hotel ini berganti di tahun 2004 menjadi "Grand Mercure Yogyakarta".
Deluxe Room The Phoenix Hotel Yogyakarta |
Hingga akhirnya di tahun 2009 hotel ini kemudian berganti nama menjadi "The Phoenix Hotel Yogyakarta". Di bawah bendera AccorHotels, hotel ini memiliki 143 kamar, 8 ruang pertemuan, 1 ballroom, kolam renang, spa, fitness center, butik dan cake shop.
Female Puppeteer by Paguyuban Dimas Diajeng Jogja |
Usai menikmati hotel tour bersama teman-teman influencer dan blogger, agenda selanjutnya adalah menyaksikan beberapa pertunjukan seni yang dipersembahkan oleh Paguyuban Dimas Diajeng Jogja. Salah satu yang menarik yakni pertunjungan wayang kulit yang dimainkan oleh seorang dalang wanita. Rizki Rahma Nurwahyuni, dalang wanita perwakilan Dimas Diajeng Jogja ini mementaskan cerita pakeliran padat wayang kulit berjudul "Wahyu Cakraningrat". Cerita singkatnya ialah tentang Raden Abimanyu yang sedang mencari wahyu. Menarik, jarang di jaman sekarang ini generasi muda ada yang mau mencintai seni budaya Jawa. Apalagi dalang wanita, langka gaes!
Kepoin cerita reportase event menarik lainnya disini: Melihat Kesenian Jathilan "Roso Tunggal"Sekian cerita singkat saya mengikuti Influencer & Blogger Rendezvous yang menjadi salah satu agenda menarik dari rangkaian acara Centennial Jubilee "The Story of a Greatness", sebuah perayaan memperingati 100 tahun berdirinya bangunan The Phoenix Hotel Yogyakarta. Sungguh menjadi pengalaman tersendiri bisa mendapatkan informasi sejarah bangunan hotel yang menjadi bangunan cagar budaya di Yogyakarta. Maturnuwun.
wah punay nilah sejarahnya, keren
ReplyDeleteWah saya jadi penasaran pinguin nginep di the phoenix hotel ini, nilai sejarahnya menarik banget!
ReplyDeleteBanyak info jadinya, selain tentang informasi hotel, juga informasi sejarah yang belum saya tahu sebelumnya.
ReplyDeleteAh kangen Yogyakarta :)
Wah asik yah bisa hotel tour, jadi bisa tau info seputar hotel dengan detail
ReplyDeleteSeru ya... Terasa kaya nginep di museum... Hehehe... Btw hotel tour ini hanya untuk blogger aja kah...? Atau bisa untuk masyarakat umum juga... Aku penasaran Ama ruang kerjanya bung Karno itu euy
ReplyDeletewah, model bangunannya mirip dengan hotel Niagara yang ada di Malang. Konon kabarnya hotel Niagara ini adalah hotel pertama di Malang, bisa jadi seumran dengan The Phoenix Hotel Jogjakarta
ReplyDeletehmmm, kapan bisa ke jogja lagi yaa? pengen juga melihat The Phoenix Hotel Yogyakarta secara langsung
ReplyDeleteMau ke jogja dan nginep disana dah lama bnget gk explore
ReplyDeleteWah udah lamaa banget ya ternyata, seabad. Pengin ke sini nih, untuk belajar sejarah.
ReplyDeleteBahasannya komplet gini. Ikut kontes atau dapat job review?
ReplyDeleteHanya menghadiri undangan saja, dan sebagai ucapan terimakasih kepada pihak manajemen The Phoenix Hotel Yogyakarta...
DeleteLuar biasa ternyata The Phoenix Hotel banyak menyimpan sejarah era Dahulu...Dan mungkin sudah banyak gonta-ganti penguasa...
ReplyDeleteMeski masih mencerminkan ciri khas bangunan lama namun The Phoenix Hotel tetap kokoh dan anggun berdiri...😄😄😄
Wah nginap sekalian belajar sejarah ya di hotel ini. Ulasannya juga lengkap
ReplyDeletewah, selamat nih buat perayaan ke-100 tahunnya The Phoenix Hotel Yogyakarta. eh, kia2 siapa yg punya hak pate kelola ini hotel ya, mas?
ReplyDeleteHotelnya ternyata cukup bersejarah ya. Ada jejak sejarah Pak Sukarno juga rupanya. Karena di Jogja, mesti hotel beginian disuka wisatawan asing karena kental seni budayanya.
ReplyDeleteIya mbak Ika, saat saya berada disana, banyak bule berlalu lalang
DeleteHotel yang klasik. Pernah kesini sekali waktu om nginap disana.
ReplyDeleteAda pohon tanaman bunga Karno...udah lama banget hotel ini ya..ada nilai sejarah masa lalu yg terekam disini..
ReplyDeleteudah lama pengen nginet di hotel ini..semoga e jogja besok bisa keturutan..
ReplyDeleteHotelnya banyak menyimpan rahasia dan cerita. Seru banget bisa eksplore ini. eh btw kalau hotel tua gini seram ngga sih? heheheh
ReplyDeleteWah, mesti kemarin rame ya mas.. banyak sejarah menarik yang tersembunyi ternyata.. hehe.. sayang kemarin diriku ga bisa ikut karena acaranya bareng sama acara keluarga.. :-D
ReplyDeleteWow usianya 100 tahun? Kereeenn, bahkan pohon yang ditamnam oleh Bung Karno pun msh ada...
ReplyDeleteSemoga selalu awet ya bangunan fisik hotelnya...
Pernah denger ini salah satu hotel di jogja dgn masakan di restoran yg sedap sedap.. trus baca disini infonya udah 100 tahun pula usianya. Berarti bener, bisa jadi sedap krn berpengalaman. Ah jd penasaran
ReplyDeleteUdah 1 abad dan aku baru tau ada hotel bintang 5 di Jogja.
ReplyDeleteDisini kadang aku merasa kurang update (KuDet) karena biasanya kalo nginep di Jogja cuma dikasi referensi untuk tidur di losmen aja.
Wagelaseh ini harus dicoba staycation dimarih*
Waw, ternyata Bung Karno pernah memanfaatkan bangunan hotel ini untuk menjalankan roda pemerintahan RI. Mantap. Nilai historinya kental banget, sekental susu manis cap nona.
ReplyDeleteSuatu pengalaman tak terlupakan yah bisa ikut merasakan sensasi hotel bersejarah yang usianya mencapai 100 tahun
Waduh, kok pake susu kental manis cap nona. Yang penting enak... Btw skg namanya jadi creamer... :)
DeleteWah keren banget... sejarahnya kena banget...
ReplyDeleteAsyuk kayaknya nih tempat
Duh, sayang banget aku ga ikutan.
ReplyDeleteHotel bersejarah banget ya....usianya bisa 100 tahunan apalagi ikut menjadi saksi sejarah
ReplyDeleteKeren mas, dapat ilmu dan pengetahuan serta bisa keliling hotel juga.
ReplyDeleteThe Phoenix Hotel Yogyakarta unik, moderen dan tradisional diblended jadi menarik seperti itu. Suka sekali lihat tangga putar klasiknya. Huhu. Awesome!
ReplyDeleteNah, seakan melengkapi keunikannya, pertunjukan wayang kulit ini ... dengan dalang seorang wanita, itu luar biasa. Biasanya kan dalang bapak-bapak gitu, tapi wanita ... harus diviralkaaaaan. Hehe. Seperti yang tertulis: LANGKA!
Pas ke Jogja pernah lewat sini. Gak nyangka ternyata dalemnya bagus banget!! Apalagi kolam renangnya yang bisa dibilang sangat instagramable. :D
ReplyDeleteJujur aku baru tau sekarang dari post mas Adipraa ini kalau hotel Phoenix ini udah seabad usianya.
ReplyDeleteBeberapakali lewat didepannya ngga ngeh kalau hotel ini punya nilai historis.
Ini yang di depan De Brito bukan to Mas..aku lupa malahan..hehehe
ReplyDeletebaru tau. artikel yang informatif
ReplyDeletesejarah yang panjang dibalik grand mecure Yogja, ternyata dulu sempat jadi pusat pemerintahan juga oleh Soekarno
ReplyDeleteKo saya gak diaja sihh om :(
ReplyDeleteEnak ya kalau di Jawa banyak acara kumpul blogger/influencer... kalau ada undangan kadang cuma bisa iya-in doang tapi tiketnya duh terlalu mahal..
ReplyDeletekeren keren ya kak, semangat terus
ReplyDeletedaya tariknya mungkin karena hotel ini ada sejarahnya dengan presiden pertama kita :)
ReplyDeleteBeru tau hotel ini, dan tiap kali liburan ke jogja selalu dan selalu candi borobudur terus, mungkin karena tiap kesana selalu sama rombongan hahaha
Ruangan yang pernah menjadi tempat kerja Soekarno, enggak difoto ya Mas Adi? Atau memang tidak boleh? Penasaran juga sama Yogyakarta Heritage Society nya...
ReplyDeleteBoleh difoto kok, sekarang jadi ruang General Manajer Hotel. Waktu itu ruangannya saya jepret pake hape tapi kurang apik hasilnya, jadi tidak saya pajang di blog masbroh. Punten...
DeleteHotel yang punya nilai sejarah sangat tinggi dan ciri khas kesenian jawa yang menarik..😄😄
ReplyDeleteWow sudah 100 tahun... Terima kasih info nya ya. Jadi salah satu tujuan nih kalau ke Jogja.
ReplyDeletekeren om
ReplyDeleteKunjungan perdana mas adipraa.. salam kenal..
ReplyDeleteMantep nih.. dapet info seputar Jogja. Bisa jadi referensi pas maen2 kejogja.
Asik bener nih. Saya suka banget berkunjung ke suatu tempat yang memiliki nilai sejarah begini. Apalagi sebuah hotel, bakal jadi tulisan panjang hehehe
ReplyDeleteEnak banget sih kalo bisa jalan-jalan ke tempat yang bersejerah gitu huee
ReplyDeleteSalam manis,
Kuskus Pintar
Wihhh ak barusan tadi dari phoenix hotel ini, eh udah ada yang review.. Kesannya enak dan fasilitas yang diberikan emang lengkap banget sih, rekomended lah
ReplyDeletegedungnya keren, tapi 'undangan influencer'nya itu loh mas kereeeeen...
ReplyDeletewah usianya sudah lama sekali ya....
ReplyDeleteDISAMPING TEMPATNYA NYAMAN, HOTELNYA JUGA UNIK, KARENA MASIH BERBAU BUDAYA-BUDAYA KENTAL JAWANYA YA
ReplyDeleteSaya terpesona dengan kemegahannya. Terlebih nama Phoenix terdengar cukup memprovokasi 😀😁
ReplyDeleteWah, kapan ya bisa jalan-jalan lagi. Indah sekali hotel Phoenix :)
ReplyDeletekeren hotelnya, meski udah lama tetap kece
ReplyDeletemasyaallah mantap mas adi udah jadi .com aja ni lama gak kemari moga mas juga ketulan punya hotel sndri aamiin
ReplyDeleteMakasih mas Angki, lama juga blog ini ga update. Amin makasih doanya mas.
Deletewiihh keren yaa,
ReplyDeletesering lewat situ tapi belum pernah masuk hotelnya
Suka deh sama hotel2 bersejarah. Jadi kita bisa tau oooh dulunya begini toh? Sambil namwabh wawasan juga kan. Malah biasanya heritage hotel lebih tinggi tarif menginapnya.
ReplyDelete